Sistem Pakar Diagnosa Kerusakan Komputer
(Metode Forward Chaining dan Backward Chaining)
Hai lgsg aj ya
Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang meniru cara berpikir seorang pakar manusia dalam memecahkan masalah tertentu. Sistem ini menggunakan basis pengetahuan (knowledge base) dan mesin inferensi (inference engine) untuk mengambil keputusan atau memberikan saran berdasarkan fakta yang ada.
Dalam sistem pakar, terdapat dua metode utama dalam proses penalaran, yaitu Forward Chaining (penalaran maju) dan Backward Chaining (penalaran mundur).
Untuk memahami perbedaan keduanya, berikut contoh penerapan pada kasus diagnosa kerusakan komputer.
1. Forward Chaining (Penalaran Maju)
Konsep
Metode Forward Chaining dimulai dari fakta-fakta awal yang diketahui, kemudian sistem akan menelusuri aturan-aturan (rules) untuk menghasilkan kesimpulan.
Metode ini cocok digunakan jika banyak gejala diketahui di awal dan kita ingin mencari tahu penyebab akhirnya.
Contoh Kasus
Seorang pengguna mengeluhkan bahwa komputernya tidak mau menyala. Sebagai pakar komputer, sistem akan menganalisis berdasarkan gejala yang ada.
* Fakta yang diketahui
-
Komputer tidak menyala
-
Kipas prosesor tidak berputar
-
Tidak ada bunyi “beep” dari motherboard
* Basis Aturan (Rule Base)
-
R1: Jika komputer tidak menyala dan kipas tidak berputar → kemungkinan power supply rusak.
-
R2: Jika komputer tidak menyala tetapi kipas berputar → kemungkinan kabel monitor lepas atau rusak.
-
R3: Jika komputer menyala tetapi layar tidak tampil dan terdengar bunyi beep → kemungkinan RAM bermasalah.
* Proses Penalaran
Dari fakta awal:
Komputer tidak menyala, kipas tidak berputar, dan tidak ada bunyi beep.
Cocok dengan aturan R1.
* Kesimpulan
Sistem menyimpulkan bahwa kerusakan terdapat pada power supply.
2. Backward Chaining (Penalaran Mundur)
Konsep
Metode Backward Chaining dimulai dari hipotesis atau kesimpulan yang ingin dibuktikan, lalu sistem akan menelusuri fakta-fakta yang mendukung kesimpulan tersebut.
Metode ini cocok untuk memastikan kebenaran suatu dugaan.
Contoh Kasus
Sistem ingin memastikan apakah power supply komputer rusak.
Hipotesis
Power supply rusak.
Langkah Penelusuran
Untuk membuktikan hipotesis tersebut, sistem perlu memastikan:
-
Apakah komputer tidak menyala? (ya)
-
Apakah kipas prosesor tidak berputar? (ya)
-
Apakah tidak ada bunyi beep? (ya)
Karena semua fakta sesuai, maka hipotesis benar.
Kesimpulan
Sistem menyimpulkan bahwa komputer rusak karena power supply tidak berfungsi.
Perbandingan Forward vs Backward Chaining
| Aspek | Forward Chaining | Backward Chaining |
|---|---|---|
| Arah Penalaran | Dari fakta menuju kesimpulan | Dari kesimpulan menuju fakta |
| Tujuan | Menemukan solusi berdasarkan gejala | Membuktikan kebenaran suatu dugaan |
| Kelebihan | Cocok untuk diagnosa umum | Efisien jika tujuan sudah jelas |
| Contoh | “Komputer tidak nyala → Power supply rusak” | “Apakah power supply rusak? Cek gejalanya.” |
Kesimpulan
Melalui contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa:
-
Forward chaining digunakan ketika kita sudah memiliki fakta dan ingin mencari kesimpulan akhir.
-
Backward chaining digunakan ketika kita memiliki dugaan tertentu dan ingin memastikan kebenarannya.
Kedua metode ini penting dalam pengembangan sistem pakar karena memungkinkan komputer mengambil keputusan secara logis seperti seorang pakar manusia.
Thank youuu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar